Korupsi jadi topik yang cukup menarik untuk dibicarakan. Bahkan, pertanyaan tentang korupsi kerap kali muncul dalam debat, baik di skala perlombaan maupun pemilu. Bukan tanpa alasan kenapa korupsi seringkali disinggung. Sebab kasus korupsi seolah tak ada habisnya dari hari ke hari.
Tak hanya di Indonesia, korupsi juga menjadi masalah yang kompleks di berbagai negara. Lantas, apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk memberantas korupsi?
1. Pencegahan Korupsi dengan Cara Represif
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi. Seperti dilansir dari laman Liputan 6, Robert Kitgaard dalam teorinya mengatakan bahwa kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas menjadi salah satu penyebab korupsi.
Untuk memberantas praktik korupsi, pemerintah melakukan cara represif dengan menjerat koruptor ke meja hijau. Dalam proses tersebut, dibacakan pula tuntutan, dihadirkan saksi-saksi, dan alat bukti yang menguatkan.
Tahapan represif sendiri dimulai dengan penanganan laporan pengaduan masyarakat, lalu dilakukan proses verifikasi. Selanjutnya akan dilakukan penyelidikan untuk menemukan alat bukti yang cukup, penyidikan dengan penetapan sebagai tersangka, dan penuntutan umum setelah penyidikan. Tahap yang terakhir adalah pelaksanaan putusan pengadilan.
2. Perbaikan Sistem
Cara pemberantasan yang kedua, seperti dilansir dari adalah melakukan perbaikan sistem. Faktanya, sistem di Indonesia masih menyisakan celah yang memungkinkan terjadinya korupsi. Contohnya adalah rumitnya prosedur kepegawaian yang akhirnya menimbulkan suap.
Hal ini juga berlaku dalam proses perizinan, pembuatan dokumen, pembelian barang dan jasa, dan masih banyak lagi. Dengan perbaikan sistem, diharapkan mampu meminimalisir kasus korupsi. Perbaikan sistem ini dapat dilihat dengan banyaknya layanan publik yang kini beralih ke sistem online sehingga lebih terintegrasi.
3. Melakukan Edukasi dan Kampanye
Upaya pemberantasan korupsi juga dilakukan melalui edukasi dan kampanye. Melalui edukasi, masyarakat diharap mampu memiliki pemahaman yang sama bahwa tindakan korupsi dapat merugikan negara.
Selain itu, edukasi juga membantu meningkatkan kesadaran akan bahaya dan dampak yang terjadi akibat korupsi.
4. Menggunakan Strategi Preventif
Pencegahan preventif juga dilakukan untuk memberantas korupsi. Upaya ini juga disebut mampu mengurangi peluang seseorang melakukan korupsi. Salah satu upayanya adalah dengan memperkuat Mahkamah Agung dan tingkat peradilan di bawahnya.
Pengembangan kode etik di sektor publik juga menjadi langkah dalam strategi preventif untuk memberantas korupsi. Begitupun dengan meningkatkan pengelolaan SDM.
5. Membentuk Lembaga Terkait
Di Indonesia sendiri sudah punya lembaga terkait yang memberantas korupsi, yakni KPK. Tujuan utama pembentukan lembaga pemberantasan korupsi adalah untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa. Meski begitu, bukan hal mudah pula untuk menyelesaikan masalah korupsi hingga ke akar-akarnya.
6. Mencegah Korupsi di Sektor Publik
Upaya lain yang dilakukan untuk memberantas korupsi adalah dengan mewajibkan pejabat publik untuk mengungkapkan jumlah kekayaannya sebelum dan sesudah menjabat. Melalui laporan tersebut, bisa terpantau peningkatan kekayaan pejabat terkait.
Apakah masih wajar, atau justru mengalami peningkatan yang mencurigakan selama menjabat di pemerintahan.
Sayangnya, metode ini bukan tanpa hambatan sama sekali. Faktanya, ada banyak cara untuk mengelabui masyarakat maupun lembaga pemberantasan korupsi saat melaporkan jumlah kekayaan.
Salah satunya dengan mentransfer uang korupsi ke orang lain untuk menyamarkan jejak. Trik semacam ini tak boleh dianggap remeh karena dapat merugikan negara.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut soal pemberantasan korupsi dan pelatihan yang menanggulangi diri dari praktik korupsi, kamu bisa mengeceknya di situs ACLC KPK.
Source:
https://www.liputan6.com/hot/read/5308413/faktor-penyebab-korupsi-lengkap-dengan-teori-dan-jenisnya